Jumat, 02 Januari 2015

msdm

PENTINGNYA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
DAN
PERMASALAHAN SDM INDONESIA DALAM PERSAINGAN GLOBAL

iain.jpg

Karya Tulis ini disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen SumberDaya Manusia
Dosen pengampu Drs. H. Muhammad Jalari,SE,MM

Disusun oleh:
Agung setyawan                     132211158




JURUSAN MANAJEMEN SYARIAH
FAKULTAS EKOMONI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
TAHUN 2014
PENTINGNYA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuhan bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia merupakan faktor penentu keberhasilan pelaksanaan organisasi yang efektif. Walaupun didukung dengan sarana dan prasarana serta sumber daya yang berlebihan, tetapi tanpa dukungan sumber daya manusia yang andal dan mempunyai kinerja yang optimum kegiatan perusahaan tidak akan terselesaikan dengan baik.
Sumber daya manusia merupakan penggerak utama dalam suatu organisasi. Kunci sukses sebuah perubahan adalah pada sumber daya manusia yaitu sebagai inisiator, pemberi tenaga, kreativitas dan usaha mereka kepada organisasi untuk meningkatkan kemampuan perubahan organisasi secara terus-menerus.
Latar belakang dibuatnya makalah ini adalah perusahaan bisnis yang semakin meluas dan dibutuhkan manajemen sumber manusia di dalamnya. Karena, suatu perusahaan membutuhkan sumber daya manusia untuk dipekerjakan sebagai karyawan yang merupakan salah satu elemen utama yang harus ditata kelola dengan baik demi mendukung upaya pencapaian target-target perusahaan yang telah direncanakan.
B.     RUMUSAN MASALAH
Dari penjelasan diatas dapat diambil rumusan masalah yaitu
1.      Bagaimana cara meningkatkan SDM pegawai?
2.      Apa tujuan meningkatkan pegawai?


PEMBAHASAN
Organisai memandang pentingnya diaakan pengembangan sumber daya manusia sebab pada saat ini kayawan merupakan aset yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisai yang telah ditetapkan. Disamping itu dalam kegiatan pengembangan sumber daya manusia, perlu adanya koordinasi yang cukup baik antara setiap unit kerja yang ada di dalam organisasi dengan bagian kepegawaian. Hal ini penting mengingat bahwa setiap unit kerja lebih mengetahui kebutuhan pengembangan yang bersifat pengetahuan dan ketrampilan teknis pegawai yang berada di bawahnya. Oleh karena itu, bagian kepegawaian dalam hal ini pengembangan tersebut berperan sebagai pendukung dalam pelaksanaan aktivitas pengembangan dan berhubungan dengan peningkatan ketrampilan pengetahuan teknis dari setiap unit kerja, bagian kepegawaian dapat melakukan perencanaan pengembangan karier pegawai agar organisai memiliki pegawai yang siap pakai pada saat dibutuhkan untuk posisi atau jabatan baru. Sebenarnya setiap pegawai mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan kemungkinan, setiap pegawai ingin untuk menmbah pengetahuan, ketrampilan atau merobah sikap sesuai dengan perkembaangan zaman dan kebutuhan.
Tanpa keinginan itu, pegawai tersebut bersifat statis. Atasan atau pimpinan bertanggung jawab untuk mengembangkan bawahannya. Sebab  bawahan yang ada mempunyai berbagai karakter yang berbeda, maka sesungguhnya tanggung jawab terbesar berada ditangan pemimpin yang bersngkutan. Dengan disadarinya arti penting pengembangan sumber daya manusia oleh pimpinan, maka akan lebih memudahkan dalam merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi yang dipimpinnya.
Tujuan dari pengembangan karyawan adalah menyangkut beberapa hal, diantaranya Produktivitas Kerja, Efisiensi, Mengurangi Kerusakan, Mengurangi kecelakaan, Meningkatkan Servis, Moral, Karir, Konseptual, Leadership, Incentives, Consumer Satisfaction.
Salah satu cara pengelolaan SDM yaitu dengan cara pemetaan SDM. perrusahaan melakukan pemetaan SDM, agar memperoleh data yang akurat mengenai kemampuan dan kompetensi tiap karyawan. sehingga penggolongan tingkat karyawan dapat dilakukan dengan baik dan benar. pemetaan SDM biasanya untuk mengukur kecepatan kerja, ketelitian, ketahanan kerja, daya analisis, kepribadian, kepemimpinan, minat pekerjaan serta kesesuaian terhadap job specification dari suatu jabatan. Dalam sebuah organisasi memang harus lebih jeli dalam mengamati dan menganalisis SDM nya sehingga dapat diketahui secara jelas siapa SDM yang benar-benar berkarya dengan baik dan inovatif dalam perusahaan, atau malah individu yang tidak banyak berkontribusi dalam perusahaan.
Hubungan pelatihan dan pengembangan dengan tingkat kinerja karyawan memiliki korelasi yang positif antara tingkat motifasi dan komitmen karyawan dengan beberapa faktor – faktor tertentu di dalam organisasi, seperti gaji/kompensasi, kesempatan untuk mengembangkan karir termasuk di dalamnya pelatihan dan pengembangan karier.
Kepemimpinan di dalam organisasi, komunikasi, lngkungan kerja fisik, hubungan kerja antar pegawai, visi, misi, dan tujuan organisasi.faktor – faktor lain, seperti reputasi perusahaan atau organisasi juga penting, namum pengaruhnya tidak sebesar faktor – faktor di atas. Pengembangan karyawan dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan pekerjaan atau jabatan, sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin ketatnya persaingan di antara perusahaan yang sejenis.
Terdapat hubungan yang positif antara tingkat motivasi dankomitmen kerja karyawan dengan kinerja mereka. Dengan kemapuan yang sama, karyawan yang memiliki motivasi dan komtmen yang lebih tinggi dapat diperkirakan akan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan karyawan yang lain. Kinerja karyawan dipengaruhi oleh kompetensi karyawan tersebut. Karyawan yang memiliki kompetens, misalnya dibidang marketing, tentu memiliki kinerja yang baik bila mengerjakan hal – hal yang berhubungan dengan promosi, dibandingkan dengan karyawan yang tidak meiliki kompetensi di dalam bidang tersebut.
Pelatihan danpengembangan akan membantu karyawan meningkatkan kompetensi mereka, sehingga hubungan antara Pelatihan danPengembangan dengan Kinerja karyawan terlihat jelas di sana.
Pada salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan mengungkapkan bahwa rotasi merupakan salah satu jalan untuk mengembangkan potensi karyawan danuntuk mengukur calon yang akan duduk di posisi puncak. Selain itu ada beberapa hal yang menjadi kendala dalam rotasi yang dilakukan perusahaan. yang pertama adalah orangya tidak mau dirotasi, yang kedua adalah atasannya yang tidak mau melepas anak buahnya. Karena kalau komunikasinya kurang, orang jadi tidak tahu rotasi itu untuk apa.


PENUTUP
KESIMPULAN
Tujuan suatu organisasi ataupun suatu perusahaan akan lebih mudah dicapai jika didukung dengan manajemen sumber daya manusia yang baik, salah satunya dengan mempekerjakan pegawai yang kompeten dan berkualitas, jika pegawai yang telah ada dianggap belum memenuhi kebutuhan SDM yang diharapkan maka perlu dilaksanakan beberapa strategi, diantaranya sesuai dengan fungsi manajemen sumber daya manusia yaitu pengembangan pegawai dan memaksimalkan manajemen sumber daya manusia. Pengembangan pegawai dapat dijadikan acuan untuk menambah kemampuan individu pegawai agaar dapat bersaing, akan tetapi metode dan hal – hallain yang bersngkutan dengan pengembangan pegawai harus tepat sasaran, agar pengembnangan pegawai yang direncankan tidak sia – sia.




PERMASALAHAN SDM INDONESIA DALAM PERSAINGAN GLOBAL


PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah pengangguran dan setengah pengangguran yang besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan. Pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat. Sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang.
Pembangunan bangsa Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas Sumber DayaManusia Indonesia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai keterampilan dan keahlian kerja, sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan dan penghasilan yang tetap dan layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan dan pendidikan anggota keluarganya.
B.     RUMUSAN MASALAH
a.              Bagaimana keadaan tenaga kerja di Indonesia pada saat ini ?
b.             Kebijakan apa saja yang ada dalam menghadapai masalah ketenaga kerjaan?


PEMBAHASAN
A.    Kondisi Sumber Daya Manusia Indonesia
Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. Dalam kaitan tersebut setidaknya kita harus tahu kondisi sumber daya manusia indonesia sekarang ini dan permasalahan apa yang dialami indonesia mengenai SDM-nya. Kurang lebih permasalahan SDM indonesia adalah:
1.      Adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja. Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar 92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open unemployment). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta.
2.      Tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %. masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi.
3.      Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang terbatas bagi lulusan perguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak angka pengangguran sarjana di Indonesia. Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Depdiknas angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang.
4.      Lemahnya perguruan tinggi dalm menciptakan SDM yang handal profesional dan punya daya saing tinggi. Ini ditandai dengan Fenomena meningkatnya angka pengangguran sarjana. Hal tersebut merupakan kritik bagi perguruan tinggi, karena ketidakmampuannya dalam menciptakan iklim pendidikan yang mendukung kemampuan wirausaha mahasiswa.
Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan yang berjalan selama ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai. Itu sebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumberdaya alam intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi langsung. Dengan demikian, bukan berasal dari kemampuan manajerial dan produktivitas SDM yang tinggi. Keterpurukan ekonomi nasional yang berkepanjangan hingga kini merupakan bukti kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya kualitas SDM dalam menghadapi persaingan ekonomi global.
B.     Perbaikan Iklim Ketenaga Kerjaan
Dengan memperhatikan kondisi permasalahan ketenagakerjaan tersebut, Pemerintah harus melakukan perbaikan iklim ketenagakerjaan. Iklim ketenagakerjaan yang semakin baik merupakan salah satu upaya untuk mendorong iklim investasi. Dengan demikian, investasi dapat tumbuh dan membuka kesempatan kerja baru bagi masyarakat Indonesia. Berkaitan dengan perbaikan iklim ketenagakerjaan, kebijakan yang ditempuh adalah sebagai berikut:
1.      Kebijakan pasar kerja yang lebih luwes terus diupayakan melalui penyempurnaan dan perbaikan peraturan ketenagakerjaan, peningkatan fungsi lembaga bipartit dalam pelaksanaan negosiasi hubungan industrial agar suasana yang seimbang dalam perundingan antara pekerja dan pemberi kerja dapat tercipta.

2.      Dalam rangka mempersiapkan tenaga kerja memasuki pasar kerja, kualitas dan produktivitas tenaga kerja ditingkatkan antara lain dengan mengembangkan standar kompetensi kerja dan sistem sertifikasi kompetensi tenaga kerja, menyelenggarakan pelatihan kerja berbasis kompetensi, dan meningkatkan keterampilan para penganggur.

3.      Dalam rangka memberikan akses pekerjaan kepada para penganggur, program pemerintah yang dapat menciptakan kesempatan kerja harus disempurnakan, serta didukung oleh pengembangan pusat-pusat pelayanan informasi ketenagakerjaan melalui bursa kerja on-line(BKOL). Bagi tenaga kerja yang ingin bekerja ke luar negeri, pemerintah terus menyempurnakan sistem dan mekanisme penempatan dan perlindungan TKI.


PENUTUP
KESIMPULAN
Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.

Untuk mengatasi banyaknya pengangguran terlebih dahulu kita harus memberi perhatian kepada anak-anak yang akan menjadi penerus bangsa ini. Pemerintah harusnya memberikan pendidikan yang baik, karena pendidikan di Indonesia masihlah banyak yang masih kurang dengan standar. Masih banyak bangunan sekolah yang tak layak dipergunakan, peralatan sekolah yang belum lengkap, dan lain-lain. 

Sabtu, 27 Desember 2014

MUNASABAH

MUNASABAH
laporan Ini Disusun Guna Menyelesaikan Tugas Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu M. Sholihin Lc, M.Hum
Disusun Oleh:
Agung Setyawan                    132211158
Ahmad Pauzan             132211156
Deliana Sari                  132211142
Program Studi Manajemen Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam


BAB I
PENDAHULUAN

Lahirnya pengetahuan tentang teori korelasi (munasabah) ini tampaknya berawal dari kenyataan bahwa sistematika Al-Qur’an sebagaimana terdapat dalam mushaf Usmani sekarang tidak berdasarkan atas fakta kronologis turunnya. Sehubungan dengan ini, ulama salaf berbeda pendapat tentang urutan surat didalam Al-Qur’an. Segolongan dari mereka berpendapat bahwa hal itu didasarkan pada tauqifi dari nabi. Golongan lain berpendapat bahwa hal itu didasarkan atas ijtihad para sahabat setelah bersepakat dan memastikan bahwa susunan ayat-ayat adalah tauqifi. Golongan ketiga berpendapat serupa dengan golongan pertama kecuali surat Al-anfal dan Al-Bara’ah yang dipandang bersifat ijtihad. Atas dasar perbedaan pendapat tentang sistematika ini, wajarlah jika masalah teori korelasi Al-Qur’an kurang mendapat perhatian dari para ulama yang menekuni ‘Ulum Al-Qur’an.[1]















BAB II
PEMBAHASAN

A.    PengertianMunasabah
Kata Munasabah secara etimologi, menurut As-Suyuthi berarti Al-Musyakalah (keserupaan) dan Al-Muqarabah (kedekatan). Dari kata itu, lahir pula kata “An-Nasib” berarti kerabat. Secara terminologi, munasabah berarti menjelaskan korelasi makna antar ayat atau antar surat,  baik korelasi itu bersifat umum atau khusus; rasional (‘aqli), persepsi (hassy), atau imajinatif (khayali); atau korelasi berupa sebab akibat, ‘illat dan ma’lul, perbandingan danper lawanan.[2]

B.     Macam-Macam Munasabah
1.      Munasabah antar surat dengan surat sebelumnya.
Menerangkan atau menyempurnakan ungkapan pada surat sebelumnya. Contoh: dalamsurat Al-Fatihahayat 1 berkorelasi dengansurat Al-Baqarah ayat 152 danayat 186.
2.      Munasabah antar nama surat dan tujuan turunnya.
Setiap surat mempunyai tema pembicaraan yang menonjol, dan itu tercermin pada namanya masing-masing, sepertisurat Al-Baqarah, Surat Al-Yusuf, Surat An-Naml dan Al-Jinn.[3]
3.      Munasabah antar bagian suatu ayat.
Munasabah antar bagian suatu ayat sering berbentuk pola munasabah Al-Tadhadat (perlawanan).[4]
4.      Munasabah antar ayat yang letaknya berdampingan.
Munasabah antar ayat yang letaknya berdampingan sering terlihat dengan jelas tetapi sering pula tidak jelas. Munasabah antar ayat yang terlihat dengan jelas umumnya menggunakan pola Ta’kid (penguat), Tafsir (penjelas), I’tiradh (bantahan) dan tasydid (penegasan).[5]
5.      Munasabah antar suatu kelompok ayat dan kelompok ayat di sampingnya.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 1 sampai ayat 20 misalnya, Allah memulai penjelasan-Nya tentang kebenaran dan fungsi Al-Qur’an bagi orang-orang yang bertaqwa. Dalam kelompok ayat-ayat berikutnya menjelaskan kelompok manusia dan sifat-sifat mereka yang berbeda-beda, yaitu mukmin, kafir, dan munafik.[6]
6.      Munasabah antar fashilah (pemisah) dan isi ayat.
Macam munasabah ini mengandung tujuan-tujuan tertentu. Diantaranya adalah untuk menguatkan makna yang terkandung dalam suatu ayat. Misalnyasurat Al-Ahzabayat 25. Tujuan lain dari fashilah adalah member penjelasan tambahan.
7.      Munasabah antar awal surat dengan akhir surat yang sama.
Contoh munasabah ini terdapat dalam surat Al-Qashas yang bermula dengan menjelaskan perjuangan Nabi Musa dalam berhadapan dengan kekejaman Fir’aun. Atas perintah dan pertolongan Allah Nabi Musa berhasil keluar dari mesir dengan penuhtekanan. Di akhirsurat Allah menyampaikan kabargembira kepada Nabi Muhammad yang menghadapi tekanan dari kaumnya dan janji Allah atas kemenanganya. Munasabah disini terletak dari sisi kesamaan kondisi yang di hadapi oleh kedua Nabi tersebut.
8.      Munasabah antar penutup suatu surat dengan awal surat berikutnya.
Jika diperhatikan pada setiap pembukaan surat akan dijumpai munasabah dengan akhir surat sebelumnya, Misalnya permulaan surat Al-Baqarah bermunasabah dengan akhirsurat Al-Fatihah.[7]


C.     Urgensi dan kegunaan Mempelajari Munasabah
1.      Dapat mengembangkan sementara anggapan orang yang menganggap bahwa tema-tema Al-Qur’an kehilangan relevansi antara satu bagian dengan bagian lainnya.
2.      Mengetahui persambungan atau hubungan antara bagian Al-Qur’an baik antara kalimat-kalimat atau ayat-ayat maupun surat-suratnya yang satu dengan yang lain,  sehingga lebih memperdalam pengetahuan dan pengenalan terhadap kitab Al-Qur’an dan memperkuat keyakinan terhadap kewahyuan dan kemukjizatannya.
3.      Dapat diketahui mutu dan tingkat kebalaghahan bahasa Al-Qur’an dan konteks kalimat-kalimatnya yang satudengan yang lainnya, serta persesuaian ayat atau surat satu dari yang lain.
4.      Dapat membantu dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an setelah diketahui hubungan suatu kalimat atau ayat dengan kalimat atau ayat yang lain.[8]

D.    Macam – Macam Munasabah
1.      Munasabah antar surat dengan surat sebelumnya
As – Suyuthi menyimpulkan bahwa munasabah antar satu surat dengan surat sebelumnya berfungsi menerangkan atau menyempurnakan ungkapan pada surat sebelumnya. Sebagai contoh, dalam surat Al – Fatihah ayat 1 ada ungkapan alhamdulillah. Ungkapan ini berkorelasi dengan surat Al – Baqarah ayat 152 dan 156.[9]
Berkaitan dengan munasabah macam ini, ada uraian yang baik yangdikemukakan Nasr Abu Zaid. Ia menjelaskan bahwa hubungan khusus  surat Al – Fatihah diakhiri dengan doa: ihdina ash-shirath al-mustaqim, shirsth al-ladzina an’amta alaihim ghair al-maghdhubi ‘alaihim wa la adh-dhalin. Doa ini mendapatkan jawaban  dalam permulaan surat Al – Baqarah alif, lam, mim. Dzalika al-kitabu la raiba fihi  hudan li al-muttaqim. Atas dasar ini kita menyimpulkan bahwa teks tersebut berkesinambungan.[10]
2.      Munasabah antar bagian suatu ayat
Munasabah antar bagian surat juga sering berbentuk pola munasabah Al – tadhadat ( perlawanan )seperti terlihat dalam surat Al – Hadid ayat 4, yang artinya Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas ´arsy[1453] Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya [1454]. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan’’.
Antar kata “yaliju (masuk) dengan kata ‘’yakhruju ( keluar ) serta “yanzilu ( turun ) dengan “ya’ruju ( naik ) terdapat korelasi perlawanan.[11]
3.      Munasabah antar fasillah ( pemisah ) dan isi ayat
Macam munasabah ini mengandung tujuan – tujuan tertentu. Diantaranya adalah untuk menguatkan makna yang terkandung dalam suatu ayat. Misalnya, dalam surat Al – Ahzab ayat 33 diungkapkan sebagai berikut, ”Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu[1215] dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu[1216] dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait[1217] dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya”. Dalam ayat ini, Allah menghindarkan orang – orangmukmin dari peperangan; bukan karena lemah, melainkan karena Allah Mahakuat dan Mahaperkasa. Jadi, adanya fasilah diantara kedua penggalan ayat diatas dimaksudkan agar pemahaman terhadap ayat tersebut menjadi lurus dan sempurna. Tujuan lain dari fasilah, adalah memberi penjelasan tambahan, yang meskipun tanpa fasilah sebenarnya, makna ayat sudah benar.[12]



BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
1.      Kata munasabah secarae timologi, menurut as-Suyuthi berarti Al-Musyakalah (keserupaan) dan Al-Muqarabah (kedekatan). Menurut pengertian terminology, yaitu adanya keserupaan dan kedekatan diantara berbagai ayat, surat, dan kalimat yang mengakibatkan adanya hubungan. Hubungan tersebut dapat terbentuk keterkaitan makna antar ayat dan macam-macam hubungan, atau kemestian dalam pikiran (nalar).
2.      Macam-macam munasabah
a.       Munasabah anatar surat dengan surat sebelumnya
b.      Munasabah antar nama surat dan tujuan suratnya
c.       Munasabah anatar bagian suatu ayat
d.      Munasabah antar ayat yang letaknya berdampingan
e.       Munasabah antar suatu kelompok ayat dan kelompok ayat disampingnya
f.       Munasabah antar fashilah (pemisah) dan isi ayat
g.      Munasabah antar awal surat dengan akhir surat yang sama
h.      Munasabah antar penutup suatu surat dengan awal surat berikutnya
3.      Urgensi dan kegunaan mempelajari munasabah
a.       Dapat mengembangkan bagian anggapan orang bahwa tema-tema Al-Qur’an kehilangan relevansi antara satu bagian dan bagian yang lainnya.
b.      Mengetahui atau persambungan atau hubungan antara bagian Al-Qur’an
c.       Mengetahui mutu dan tingkat ke-balaghah-an bahasa Al-Qur’an
d.      Dapat membantu dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an



DAFTAR PUSTAKA

As Suyuthi, Jalaludin. Asrar Tertib Al Qur’an.Kairo: Dar Al I’tishan.
Anwar, Abu. 2009. Ulumul Quran.Amzah.
Anwar, Rosihan. 2007. Ilmu Al-Qur’an. Bandung: Pustaka Setia.
Hermawan, Acep. 2011. ‘Ulumul Quran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jalal, Abdul. 2009.Ulumul Quran II. Surabaya: Dunia Ilmu.
Dr. Rosihon Anwar, Ulumul Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 2008.



Pertanyaan:
1.     Urgensi mengetahui kebalaghohan al quran....



[1]Jalaluddin As-Suyuthi, AsrarTertib Al-Qur’an, Dar Al-I’tisham, Kairo, hlm. 58
[2] Abu Anwar, Ulumul Qur’an( Amzah, 2009) hlm. 61
[3]Rosihan Anwar, Ilmu Al-Qur’an, cet. 1, (Bandung: PustakaSetia, 2007) hlm. 84-87
[4]AcepHermawan, ‘Ulumul Qur’an, cet. 1, (Bandung:RemajaRosdakarya,2011) hlm. 129
[5]Rosihan Anwar, Ilmu Al-Qur’an, cet 1, (Bandung: PustakaSetia, 2007) hlm. 89
[6]Ibid, hlm 92
[7]Ibid, hlm. 93-95
[8]Abdul Jalal, Ulumul Qur’an II, (Surabaya: DuniaIlmu, 2009) hlm. 165
[9] Dr. Rosihon Anwar, Ulumul Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 2008) hlm. 84
[10] Ibid, hlm.86
[11] Ibid, hlm. 88
[12] Ibid, hlm. 93