BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar yaitu membagi pasar menjadi lebih
homogen hingga relatif mempunyai kebutuhan dan keinginan yang sama. Hal ini
akan menghemat biaya,energi, dan waktu hingga strategi bauran pemasaran akan
tepat mengenai sasaran.
Jadi, segmentasi adalah tindakan mengelompokkan
tanggapan yang sama dari konsumen terhadap program pemasaran perusahaan.
Menurut Kotler segmentasi pasar merupakan tindakan membagi suatu pasar menjadi
kelompok pembeli yang mungkin memerlukan produk dan/atau bauran pemasaran yang
berbeda pula.
B.
Menetapkan
Segmentasi Pasar Konsumen
Seorang pemasar harus mencoba membedakan variabel
segmentasi secara tunggal dan secara kombinasi dengan harapan untuk mendapatkan
cara yang bermanfaat guna melihat struktur pasar. Segmentasi variabel utama
bagi pasar konsumen yaitu segmentasi geografis, segmentasi demografis,
psikografis dan perilaku.
·
Segmentasi
geografis.
Segmentasi geografis dilakukan dengan cara
membagi pasar menjadi unit-unit geografis, ,misalnya negara, propinsi,
kabupaten, kota, dan sebagainya. Perusahaan dapat beroperasi di semua segmen
tetapi ia perlu memperhatikan perbedaan kebutuhan dan selera yang ada
masing-masing wilayah. Saat ini banyak perusahaan menetapkam lokasi produk,
iklan, promosi, dan usaha penjualan mereka untuk memenuhi wilayah, kota, atau
bahkan lingkungan individual.
·
Segmentasi
demografis.
Segmentasi
demografis membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan variabel seperti usia,
jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan,
agama, ras, generasidan kebangsaan. Faktor demografis adalah dasar paling utama
digunakan untuk menetapkan segmentasi kelompok pelanggan karena tingkat variasi
kebutuhan, keinginan, dan penggunaan konsumen.
·
Segmentasi
psikografis.
Segmentasi
ini membagi pembeli berdasarkan kelas
sosial, gaya hidup, atau karakteristik kepribadian. Pemasar menetapkan segmen
pasar mereka melalui gaya hidup konsumen dan mendasarkan strategi pemasaran
berdasarkan penampilan gaya.
·
Segmentasi
perilaku.
Dalam segmentasi ini pembeli dibagi
berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan atau respon terhadap produk. Salah
satu bentuk kuat segmentasi adalah mengelompokkan pembeli menurut manfaat
berbeda yang mereka cari dari produk.
Dari
faktor-faktor segmentasi diatas semakin kabur karena pengaruh lingkungan. Oleh
karena itu perlu dilakukan segmen dengan cara lain yaitu sebagai berikut :
a. Pemasaran
masal
Pada pemasaran masal,
penjual memproduksi, mendistribusikan, dan mempromosikan secara masal sebuah
produk kepada semua pembeli.
b. Pemasaran
bervariasi produk
Disini penjual dua atau
lebih produk yang memperlihatkan ciri, gaya, kualitas, ukuran yang berbeda dan
sebagaiannya.
c. Pemasaran
sasaran
Disini penjual
membedakan segmen pasar, memilih satu atau lebih segmen-segmen ini, dan
mengembangkan bauran produk dan pemasaran yang disesuaikan pada tiap segmen.
C.
Penetapan Pasar
Sasaran (Target Pasar)
Pada dasarnya segmentasi pasar menunjukkan
peluang-peluang dalam segmen pasar yang dihadapi oleh perusahaan. Pada
gilirannya, perusahaan harus menilai berbagai segmen untuk menentukan beberapa
dan segmen mana yang akan dimasukinya.
Menurut Kotler, menetapkan pasar sasaran adalah
tindakan mengevaluasi dan menseleksi satu atau lebih segmen pasar yang hendak
dimasuki.
a. Mengevaluasi
Segmen-segmen Pasar
Perusahaan dalam
mengevakuasi berbagai segmen pasar harus memperhatikan tiga faktor yaitu:
Ø Ukuran
dan Pertumbuhan Segmen
Pertanyaan pertama yang
harus dikemukakan perusahaan adalah apakah segmen potensial mempunyai
karakteristik ukuran dan pertumbuhan yang tepat. Ukuran yang tepat tentu saja
relatif. Pertumbuhan segmen biasanya merupakan karakteristik yang diinginkan
karena perusahaan umumnya menghendaki pertumbuhan penjualan dan laba.
Ø Daya
Tarik Struktural Segmen
Suatu segmen mungkin mempunyai
karakteristik ukuran dan pertumbuhan yang dikehendaki tetapi tidak menarik dari
sudut pandang kemampulabaan. Porter telah mengemukakan lima kekuatan yang
menentukan daya tarik jangka panjang suatu pasar secara keseluruhan atau setiap
segmen di dalamnnya.
Kelima ancaman tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Ancaman
adanya persaingan yang intensif dalam segmen
2. Ancaman
pendatang baru
3. Ancaman
produk substitusi
4. Ancaman
meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli
5. Ancaman
meningkatnya kekuatan tawar-menawar pemasok
Ø Tujuan
dan Sumber Daya Perusahaan
Perusahaan juga perlu
mempertimbangkan tujuan dan sumber dayanya sendiri dalam kaitan dengan segmen.
Segmen yang menarik dapat saja diabaikan karena ia tidak bertautan dengan
tujuan jangka panjang perusahaan. Bahkan seandainya suatu segmen cocok dengan
tujuan perusahaan, harus mempertimbangkan apakah ia mempunyai ketrampilan dan
sumber daya yang diperlukan untuk berhasil dalam segmen tersebut.
b. Menseleksi
Segmen Pasar
Perusahaan dapat menggunakan salah
satu dari strategi seleksi dan memilih segmen pasar yaitu pemasaran serba sama,
pemasaran serba aneka, dan pemasaran terpusat.
Ø Pemasaran
serba sama
Perusahaan memutuskan untuk
mengabaikan perbedaan segmen pasar dan mengikuti keseluruhan pasar dengan hanya
tawaran saja dengan merancang produk yang sama dengan distribusi dan promosi
masal untuk mendapatkan jumlah pembeli terbesar.
Ø Pemasaran
serba aneka
Perusahan memutuskan untuk
beroperasi dalam beberapa segmen pasar dengan merancang program penawaran
sendiri untuk setiap segmen.
Ø Pemasarn
terpusat
Banyak perusahaan melihat
kemungkinan ketiga yang sangat menarik khusunya apabila sumber daya yang
dikuasai dan dimiliki perusahaan terbatas. Dari pada mencari pangsa pasar kecil
dalam sebuah pasar pangsa besar lebih baik perusahaan mencari pangsa besar
dalam satu atau beberapa subpasar.
D.
Kriteria
Segmentasi Efektif
1. Segmentasi
berdasarkan kebutuhan, yaitu mengelompokan pelanggan ke dalam beberapa segmen
berdasarkan kebutuhan dan manfaat yang sama yang diinginkan pelanggan dalam menyelesaikan
masalah konsumsi tertentu.
2. Identifikasi
segmen, yaitu untuk setiap segmen berbasis kebutuhan, tentukan kelompok
demografis, gaya hidup, dan perilaku pengguna mata yang membuat segmen itu
berbeda dan dapat diidentifikasi.
3. Daya
tarik segmen, yaitu menggunakan kriteria daya tarik segmen yang sudah
ditentukan sebelumnya (seperti pertumbuhan pasar, itensitas persaingan, dan
akses pasar), menentukan seluruh daya tarik setiap segmen.
4. Profitabilitas,
yaitu menentukan profitabilitas segmen
5. Positoning
segmen, yaitu untuk setiap segmen, ciptakan “proposisi nilai” dan strategi
positioning harga –produk berdasarkan kebutuhan dan karakteristik unik
pelanggan segmen tersebut.
6. Acid
Test segmen, yaitu menciptakan jalan cerita segmen untuk menguji daya tarik setiap
strategi positioning segmen.
7. Strategi
bauran pemasaran, yaitu memperluas strategi positioning segmen untuk mencakup
semua aspek bauran pemasaran, produk, harga, promosi, dan tempat.
E.
Penempatan
Produk
Bagi setiap
konsumen yang ingin dimasuki perusahaan, perlu dikembangkan suatu strategi
penempatan produk. Pada hakekatnya penempatan adalah tindakan merancang produk
dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu dibenak konsumen.
Pemecahan masalah penentuan posisi ini akan memungkinkan perusahaan untuk
memecahkan masalah bauran pemasaran. Pembauran pemasaran produk, harga,
distribusi dan promosi pada dasarnya merupakan pelaksanaan dari rincian taktik
strategi penentuan posisi. Beberapa perusahaan akan merasa mudah memilih
strategi penentuan posisi mereka. Misalnya suatu perusahaan yang telah ternama
karena mutunya disegmen tertentu akan mampu menempati posisi ini di segmen yang
baru selama di sana terdapat cukup banyak jumlah pembeli yang berorientasi
kepada mutu. Tugas penentuan posisi ada tiga langkah: mengenali seperangkat
keunggulan bersaing yang dapat dimanfaatkan, memilih keunggulan bersaing yang
tepat secara efektif memberikan isyarat kepada pasar tentang konsep penentuan
posisi perusahaan.
a.
Mengenali keunggulan bersaing potensial
Suatu
perusahaan mendeferensiasikan dirinya dari para pesaing berdasarkan sekumpulan
keunggulan bersaing. Porte menguraikan keunggulan bersaing sebagai berikut:
Keunggulan bersaing berasal darikemampuan perusahaan untuk
menciptakan suatu nilai bagi para pembelinya yang melebihi biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk menciptakannya. Nilai adalah apa yang pembeli
bersedia untuk membayarnya, dan nilai yang unggul didapat dengan menawarkan
harga yang lebih daripada harga pesaing untuk manfaat yang setara atau memberikan
manfaat yang khas yang melebihi harganya yang tinggi. Tipe dasar keunggulan
bersaing yaitu keunggulan biaya dan keunggulan diferensiasi.
b.
Memilih keunggulan bersaing
Andaikan perusahaan cukup beruntung menemukan beberapa keunggulan
bersaing potensial melalui analisis rantai nilainya. Beberapa itu disisihkan
karena terlalu kecil, terlalu mahal untuk dikembangkan atau sangat tidak sesuai
profit perusahaan. Misalnya tersisa 4 keunggulan perusahaan memerlukan suatu
kerangka untuk memilih salah satu yang paling layak untuk dikembangkan.
c.
Mengisyaratkan keunggulan bersaing
Perusahaan harus mengambil langkah – langkah spesifik untuk membina
dan mmengumumkan keunggulan bersaing mereka dan tidak boleh menganggap bahwa
hal itu dengan sendirinya akan diketahui pasar. Penentuan posisi suatu
perusahaan menuntut tindakan nyata, bukan sekedar bicara. Jadi, perusahaan
harus mewujudkan posisi pasar yang dipilihnya melalui upaya yang sungguh –
sungguh. Perusahaan harus menghindari tiga kekeliruan posisi yang utama:
1.
Posisi terlalu rendah (underpositioning)
Beberapa
perusahaan menemukan bahwa para pembeli hanya mempunyai gagasan yang kabur
mengenai posisi perusahaan. Mereka menganggap perusahaan ini sama saja yang
lainnya.
2.
Posisi
terlalu tinggi (overpositioning)
Pembeli mungkin
melihat perusahaan terlalu sempit. Misalnya konsumen mengira bahwa Steuben
hanya memnuat gelas bermutu dengan harga $1000 ke atas, padahal nyatanya
perusahaan ini juga membuat gelas – gelas bermutu mulai harga sekitar $50.
3.
Posisi
yang rancu (confused positioning)
Pembeli dapat
mempunyai citra yang rancu tentang suatu perusahaan, seperti para pembeli
mobil, bila ditanya tentang mobil-mobil Chryser, mungkin mengemukakan kesan
yang sangat berbeda, ada yang mengatakan mobil Chryser mudah dikendarai, ada
pula yang mengatakan sebaliknya.
DAFTAR
PUSTAKA
Irawan, et.al. 2001. Pemasaran Prinsip dan Kasus.
BPFE : Yogyakarta
Gitosudarmo Indriyo. 2012. Manajemen Pemasaran.
BPFE: Yogyakarta
Kotler Philip. 2008. Manajemen Pemasaran. Erlangga.
Jakarta